Song information On this page you can find the lyrics of the song Untuk Apa / Untuk Apa?, artist - Hindia.
Date of issue: 28.11.2019
Song language: Indonesian
Untuk Apa / Untuk Apa? |
Rumah ini dahulu sederhana |
Ruang demi ruang dibangun bersama |
Angan-angan yang dulu mimpi belaka |
Kita gapai segala yang tak disangka |
Tak sadar menimbun yang lebih berharga |
Berdiri di atas yang lebih bermakna |
Anak tangga yang berlebihan jumlahnya |
Mendaki terus entah mau ke mana? |
Dan kau selalu bertanya, untuk apa? |
Mengelak, kerap kutemukan jawabnya |
Medusa dan semakin keras kepala |
Seakan hidup hanya untuk bekerja |
Mengejar mimpi sampai tak punya rasa |
Mengejar mimpi sampai lupa keluarga |
Mengejar mimpi lupa dunia nyata |
Mengejar mimpi tapi tidak bersama |
Padahal katanya uang takkan kemana |
Jika memang rezeki ya 'kan ditransfer juga |
Namun dikejar terus seakan satwa langka |
Di prosesnya melintah lupa jadi manusia |
Melihat Hawa jadi panas lupa cuaca |
Tertiup angin buah jatuh digigit juga |
Seakan perlu banyak seperti Dewa Siwa |
Padahal manusia hanya bertangan dua |
Kasur yang luas tapi bangun sendiri |
Mobil baru mengkilap tanpa penumpang di kiri |
Banyak sepatu minim privasi susah pergi |
PS4, nintendo switch tanpa player dua |
Dan dahulu kau bertanya, untuk apa? |
Lalu kuperhatikan ini semua |
Barang mahal yang tidak ada harganya |
Dan sekarang, ku bertanya untuk apa? |
Terlepas apa yang engkau percayai |
Tetap takkan ada yang dibawa mati |
Kembali ke tanah dan tumbuh cemara |
Mana saja harta yang lebih berharga |
Terlepas apa yang engkau percayai |
Tetap takkan ada yang dibawa mati |
Kembali ke tanah dan tumbuh cemara |
Mana saja harta yang lebih berharga |
Terlepas apa yang engkau percayai |
Tetap takkan ada yang dibawa mati |
Menimbun surga yang tak bisa dibagi |
Akhirnya pun wafat sendiri-sendiri |
Mengangkat ikat rambutmu yang tertinggal |
Di lengan kiri mobilku, terakhir kita menonton |
Jariku tak juga kuat, sungguh janggal |
Lebih berat dari seribu ton |
Satu dari ribuan hal kecil |
Yang sekarang menjadi terampil |
Menggosok garam di atas luka |
Dulu tak ada apa-apanya |
Rute pagi yang dahulu ceria |
Menu favorit kini hambar rasanya |
Foto yang tak berani dilirik mata |
Kontak sekarang jadi sebatas nama |
Masing-masing selamat dan bercerita |
Namun tidak lagi miliki bersama |
Cepat namun sendiri, untuk apa? |
Bersama tapi meracuni, untuk apa? |
Cepat namun sendiri, untuk apa? |
Bersama tapi meracuni, untuk apa? |
Cepat namun sendiri, untuk apa? |
Bersama tapi meracuni, untuk apa? |